Hubungan Erat Antara Sistem Limfatik dengan Sistem Imun

- Desember 01, 2016

Hubungan Erat Antara Sistem Limfatik dengan Sistem Imun

 
Beberapa system tubuh membantu mempertahankan tubuh terhadap banyak sekali bahaya – semisal sinar ultraviolet matahari, panas berlebihan, zat kimia beracun, kerusakan fisik, serta ancaman mikroorganisme, semisal bakteri serta virus. Akan tetapi demikian, system imunitas, bersama system limfatik, merupakan cara perlindungan tubuh yang utama dari serangan.
System limfatik adalah bagian pelengkap dari system imunitas serta berperan penting dalam pertahanan tubuh terhadap penyakit. Bagian aktif system ini merupakan cairan limfa, yang awal mulanya berupa cairan intertisial yang terkumpul dari sel-sel di seluruh tubuh.
Cairan itu mengalir ke jejaring kapiler kecil di sela-sela jaringan yang kemudian menyatu serta membentuk pembuluh yang lebih besar yang disebut limfatik (pembuluh limpa). Nodus limfa (kelenjar limfa) merupakan daerah penyaring serta penyimpan dalam system ini, serta tersebar di sepanjang jalur limfa.
Tidak semisal darah, limfa tidak dipompa; limfa mengalir secara pasif waktu pembuluh limfa ditekan oleh kontraksi otot sekitar sewaktu bergerak. Cairan limfa masuk ke peredaran darah melalui vena subklavia kiri serta kanan.
Organ limfoid, meliputi timus serta limfa, serta jaringan limfoid, semisal tonsil serta palak peyer, melengkapi seluruh system. Organ limfoid mengandung sejumlah besar sel darah putih khusus, terutama limfosit, yang melindungi tubuh dari benda asing semisal serang mikroorganisme.


System Imun



1. System Imun Non-Spesifik / Innate / Non-Adaptif


System imun non-spesifik merupakan system imun yang melawan penyakit yang dengannya cara yang sama kepada seluruh jenis penyakit. System imun ini tidak membeda-bedakan responnya kepada setiap jenis penyakit, oleh karena itu disebut non-spesifik. System imun ini bekerja yang dengannya cepat serta selalu siap jika tubuh di datangkan suatu penyakit.


System imun non-spesifik punya 4 jenis pertahanan :



a. Pertahanan Fisik / Mekanis


Pertahanan fisik dapat berupa kulit, lapisan mukosa / lendir, silia atau rambut pada saluran nafas, mekanisme batuk serta bersin. Pertahanan fisik ini umumnya melindungi tubuh dari penyakit yang berasal dari lingkungan atau luar tubuh kita. Pertahanan ini adalah pelindung pertama pada tubuh kita.


b. Pertahanan Biokimia


Pertahanan biokimia ini merupakan pertahanan yang berupa zat-zat kimia yang akan menangani mikroba yang lolos dari pertahanan fisik. Pertahanan ini dapat berupa pH asam yang dikeluarkan oleh kelenjar keringat, asam lambung yang diproduksi oleh lambung, air susu, serta saliva.


c. Pertahanan Humoral


Pertahanan ini disebut humoral karena melibatkan molekul-molekul yang larut unutk melawan mikroba. Biasanya molekul yang bekerja merupakan molekul yang berada di sekitar daerah yang dilalui oleh mikroba. Semisal molekul larut yang bekerja pada pertahanan ini merupakan Interferon (IFN), Defensin, Kateisidin, serta System Komplemen.


d. Pertahanan Selular


Pertahanan ini melibatkan sel-sel system imun dalam melawan mikroba. Sel-sel yang telah di sebutkan ada yang didapati pada sirkulasi darah serta ada juga yang di jaringan. Neutrofil, Basofil, Eusinofil, Monosit, serta sel NK merupakan sel system imun non-spesifik yang biasa didapati pada sirkulasi darah. Sedangkan sel yang biasa didapati pada jaringan merupakan sel Mast, Makrofag serta sel NK.


2. System Imun Spesifik / Adaptif


System Imun Spesifik merupakan system imun yang membutuhkan pajanan atau mampu disebut Perlu mengenal dahulu jenis mikroba yang akan ditangani. System imun ini bekerja secara spesifik karena respon terhadap setiap jenis mikroba berbeda. Karena membutuhkan pajanan, system imun ini membutuhkan waktu yang agak lama untuk menimbulkan respon.



sistem imun
system imun

Akan tetapi jika system imun ini telah terpajan oleh suatu mikroba atau penyakit, maka perlindungan yang diberikan dapat bertahan lama karena system imun ini mempunyai memory terhadap pajanan yang didapat. System imun ini dibagi menjadi 2 :


a. System Imun Spesifik Humoral


Yang paling berperan pada system imun spesifik humoral ini ada Sel B atau Limfosit B. Sel B ini berasal dari sumsum tulang serta akan menghasilkan sel Plasma lalu menghasilkan Antibodi. Antibodi ini dia yang akan melindungi tubuh kita dari infeksi ekstraselular, virus serta bakteri, dan menetralkan toksinnya.


b. System Imun Spesifik Selular


Pada system imun ini, sel T atau Limfosit T yang paling berperan. Sel ini juga berasal dari sumsum tulang, akan tetapi dimatangkan di Timus. Fungsi umum system imun ini merupakan melawan bakteri yang hidup intraseluler, virus, jamur, parasit serta tumor. Sel T nantinya akan menghasilkan macam-macam sel, yakni sel CD4+ (Th1, Th2), CD8+, serta Ts (Th3).


Mekanisme Respon Imun


Disaat mikroba masuk ke dalam tubuh kita-kita, mikroba yang telah di sebutkan akan melewati 3 lapis pertahanan system imun. Pertahanan lapis pertama berisi system imun non-spesifik terutama fisik/mekanis, biokimia, serta humoral. Pertahanan ini akan mencegah masuknya mikroba masuk ke dalam tubuh.
Pertahanan lapis kedua berisi system imun non-spesifik khususnya yang selular. Pertahanan selular ini nantinya akan mencegah mikroba yang sukses masuk ke dalam tubuh yang dengannya menghancurkannya.
Pertahanan ketiga merupakan system imun spesifik yang telah dibahas di atas. Ini akan menangani mikroba yang masih belum ditangani olehsistem imun non-spesifik.
Baca Juga



Mohon sertakan link ini http://www.biologiedukasi.com/2016/10/hubungan-erat-antara-sistem-limfatik.html

Sekali lagi mohon jika ingin meng-copy paste artikel ini sertakan link artikel ini http://www.biologiedukasi.com/2016/10/hubungan-erat-antara-sistem-limfatik.html
Source : www.biologiedukasi.com

Seputar Hubungan Erat Antara Sistem Limfatik dengan Sistem Imun

Advertisement
 

Cari Artikel Selain Hubungan Erat Antara Sistem Limfatik dengan Sistem Imun