Kecanduan Internet, Remaja Potong Tangan hingga Putus

- Juni 24, 2016

Kecanduan Internet, Remaja Potong Tangan hingga Putus

 
Perbuatan seorang pemuda 19 tahun asal kota Nantong, Tiongkok ini betul-betul membuat geleng kepala. Dia memotong sampai putus tangan kirinya sendiri sebatas pergelangan dengan memakai sebuah pisau dapur.

Gara gara kecanduan internet

Si pemuda yang namanya tak disebutkan itu, menurut laporan The Telegraph yg dikutip Kompas Tekno, Minggu (8/2/2015), rupanya berpikiran mau menyembuhkan diri sendiri dari "penyakit" kecanduan internet. Sayang, cara yg ditempuhnya terbilang ekstrim & membikin miris.

"Kami tak bisa menerima apa yg telah terjadi. Ini betul-betul tidak disangka. Dia seorang anak yang pintar," ujar ibu sang pemuda kepada wartawan.

Si ibu mengatakan bahwasanya pada Rabu (4/2/2015) lalu anaknya itu menghilang dari kamar rumah sekitar pukul 11 malam. Di tempat tidurnya hanya terdapat lembaran kertas berisi tulisan pemberitahuan.

"Ibu, saya pergi ke rumah sakit sebentar," bunyi tulisan tersebut. "Jangan khawatir sebab saya akan pulang ke rumah malam ini."

Rupanya sang pemuda yang hanya diidentifikasi dengan nama "Little Wang" itu diam-diam ke luar rumah & memotong tangannya di sebuah kursi taman. Ia selanjutnya memanggil taksi untuk pergi ke rumah sakit, sementara potongan tangannya ditinggalkan tergeletak begitu saja di tanah.

Tim dokter di sebuah rumah sakit universitas setempat sukses menyambungkan potongan tangan sang pemuda sesudah ditemukan dan dibawa oleh polisi, tetapi belum diketahui apakah si pemuda nekat bakal kembali bisa menggunakan tangannya semisal dahulu atau tidak.

Pecandu internet

"Little Wang" merupakan satu dari sekitar 24 jt "web junkie" atau pecandu internet yg diperkirakan berada di Tiongkok, negeri dengan jumlah populasi online sebesar 649 jt.

Pecandu internet ialah mereka yg demikian sering menghabiskan waktu di dunia maya sehingga seringkali melewatkan sekolah, atau bahkan jarang meninggalkan kamar tidur karena sibuk beraktivitas di ranah internet.

Di Tiongkok pun belakangan banyak bermunculan klinik dan pusat pelatihan ala militer utk mengakomodir para pecandu internet yang mau rehabilitasi.

Psikolog Tao Ran yang mengelola salah satu pusat rehabilitasi web junkie di Beijing mengatakan bahwa sekitar 14 persen pemuda di Tiongkok saat ini diperkirakan mengalami kecanduan internet.

"Mereka (pecandu internet) hanya lakukan dua hal, yakni tidur dan bermain (online)," kata Tao.

Fenomena ini pun sudah mempunyai daya tarik atau dalam  perhatian kaum politisi di  Tiongkok dan wilayah Asia Timur. Bulan lalu, misalnya, pemerintah Taiwan mengesahkan peraturan di mana orang tua bisa didenda jika membiarkan anaknya menggunakan "perangkat elektronik" dalam waktu lama.

Di Jepang, pusat-pusat "puasa internet" didirikan menyusul laporan yang menyebutkan bahwa ratusan ribu remaja di negeri sakura telah "menelantarkan" dunia nyata serta lebih giat berinternet.

Di Tiongkok sendiri, di kota Shanghai, para orang tua di wajibkan mencegah anaknya "merokok, minum alkohol, berkeliaran di jalan, & terlalu asyik dengan mainan online & online".

Tao mengatakan bahwa langkah-langkah yang lebih tegas harus dilakukan dalam menyikapi para pecandu internet. Anak-anak di bawah 7 th, menurut dia, kudu dijauhkan dari internet & game online. Remaja di bawah 18 tahun pun disebutnya harus di tidak perbolehkan masuk ke kafe internet.

Seputar Kecanduan Internet, Remaja Potong Tangan hingga Putus

Advertisement
 

Cari Artikel Selain Kecanduan Internet, Remaja Potong Tangan hingga Putus